Produk ilmiah (fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori)
dalam pembelajaran sains diterapkan untuk siapa?
Secara garis besar, sains memiliki tiga dimensi/komponen,
yaitu: (1) produk ilmiah, (2) proses ilmiah, dan (3) sikap ilmiah (Patta Bundu,
2006: 11). Pembelajaran sains merupakan cara yang dilakukan agar peserta didik
memperoleh produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Sains sebagai produk
berisi fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Fakta merupakan pertanyaan
atau pernyataan tentang benda yang benar-benar ada atau peristiwa yang
benar-benar terjadi dan telah dibuktikan secara empiris. Konsep merupakan suatu
ide yang mempersatukan fakta-fakta yang saling berhubungan. Prinsip merupakan
generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep sains. Hukum adalah
prisnsip yang telah diterima kebenarannya secara umum. Teori merupakan kerangka
hubungan yang lebih luas antara fakta, konsep, prinsip, dan hukum. Produk
ilmiah (fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori) dalam
pembelajaran sains diterapkan pada peserta didik sehingga peserta didik sebagai ilmuwan dapat menjelaskan
gejala alam yang ada di lingkungan sekitarnya.
Proses ilmiah dalam
pembelajaran sains terkait dengan keterampilan proses yang dikuasai peserta
didik. Keterampilan proses apa yang seyogyanya dimiliki peserta didik pada
tingkat SD, SMP, dan SMA?
Keterampilan proses sains adalah sesuatu yang
ilmuwan sains lakukan ketika mereka belajar dan melakukan penyelidikan (Rezba,
1995: vii). Menurut Rezba (1995: 1) keterampilan proses sains dibedakan menjadi
keterampilan-keterampilan dasar proses sains (basic science process skills) dan keterampilan-keterampilan terpadu
proses sains (integrated science process
skills). Harlen dalam Patta Bundu (1996: 24)
menyatakan bahwa dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD), terdapat lima jenis
keterampilan proses yang harus dikuasai yaitu: mengobservasi, merencanakan,
membuat hipotesis, menginterpretasi data, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran
di SMP dan SMA sebaiknya direncanakan agar peserta didik mampu menguasai
keterampilan proses yang lebih tinggi yaitu keterampilan proses terintegrasi.
Apa yang pertama kali disampaikan seorang
guru SD terkait materi IPA?
Berikut
ini uraian hasil wawancara dengan seorang guru Sekolah Dasar yaitu Bapak Alip
Apriyanto, S.Pd. yang merupakan guru Kelas V SD N Karangmangu 1 Kecamatan Kroya
Kabupaten Cilacap.
“Guru mengajarkan IPA dengan
metode yang bervariasi. Metode yang dilakukan antara lain: ceramah, pengamatan, diskusi, dan lain-lain. Metode
pembelajaran yang dilaksanakan disesuaikan dengan karakteristik materi
pembelajarannya. Ketika pertama kali masuk ke kelas, guru menyampaiakan tujuan
pembelajaran dan apersepsi. Setelah apersepsi, guru mulai memberikan materi
pembelajaran. Guru banyak memberikan pertanyaan kepada peserta didik untuk
mengajak peserta didik berfikir. Guru berusaha menggali pengetahuan yang
dimiliki peserta didik dan mengupayakan agar peserta didik memperoleh
pengetahuannya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan biasanya berkaitan
dengan lingkungan alam yang ada di sekitar peserta didik. Peserta didik diminta
mengamati dirinya dan alam sekitarnya.”
Berdasarkan
pernyataan tersebut tersirat bahwa guru berusaha mengajak peserta didik
mengamati lingkungan. Keterampilan proses yang diharapkan muncul kegiatan ini
adalah keterampilan mengobservasi.
Bagaimana cara menilai dengan akurat
sebuah program? Hal tersebut dalam artian bahwa apa yang dinilai adalah hasil
dari program.
Penilaian dalam
pendidikan dikaitkan pada penetapan posisi dan kemampuan peserta didik selama
dan setelah mengikuti program pendidikan atau pembelajaran. Penilaian yang
akurat artinya penilaian tersebut benar-benar menilai apa yang seharusnya
dinilai. Penilian yang dilakukan harus sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian
serta menghindari kesalahan dalam pengukuran. Beberapa prinsip penilaian
yang disampaikan Grounlund dan Linn dalam Bambang Subali (2009: 5) yaitu: (1) harus
ada spesifikasi yang jelas apa yang akan dinilai, (2) harus komprehensif, (3)
harus dapat memilih alat penilaian yang sesuai, dan (4) harus jelas maksud dari
penilaian yang dilakukan. Sedangkan hal-hal yang harus dihindari terkait kesalahan
pengukuran yaitu: (1) kesalahan dalam
mengolah data, (2) pengaruh penilaian sebelumnya, (3) menilai mahal atau murah,
(4) pengaruh kesan luar, dan (5) pengaruh hallo
effect.
DAFTAR
PUSTAKA
Bambang Subali. (2009). Diktat Perkuliahan Evaluasi dan Remediasi dalam Pembelajaran Biologi
Mengakomodasi Kurikulum Terbaru. Yogyakarta: FMIPA UNY
Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah Dalam Pembelajaran Sains
SD. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti
28 Desember 2012
Ayu Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar